Terbang dengan Kecepatan Rendah
Aerial shot dulunya dilakukan menggunakan helikopter atau pesawat yang ukurannya lebih besar. Karakter aerial shot yang menggunakan helikopter adalah lambat dan stabil, memberikan impresi yang lebih ‘sinematik’. Oleh karena itu, kamu juga bisa menerapkannya dengan menggunakan drone milikmu. Terbanglah dengan kecepatan rendah dan stabil, sebab kecepatan tinggi akan membuat kameramu tak stabil. Kamera yang tidak stabil menghasilkan distorsi atau efek ‘jello’. Dan distorsi akan mengurangi production value dari aerial shot-mu.
Shot List
Be prepared in almost every aspect of filmmaking! There’s no such thing called over-prepared. Kalau kamu seorang drone pilot, maka persiapkan daftar bidikan yang ingin kamu tangkap. Jika kamu bekerjasama dengan sutradara / videografer utama, diskusikanlah bidikan apa saja yang mereka butuhkan. Jika ada recce, maka ikutlah untuk membuat pemetaan lokasi yang akan kami bidik. Di hari syuting, waktumu terbatas, dan terbang tanpa arah akan membuang waktumu sia-sia.
Dua Gerakan Sekaligus
Hal lain yang bisa kamu tiru dari aerial shot yang menggunakan helikopter atau pesawat ukuran besar adalah penggunaan dua gerakan dalam satu waktu yang sama. Misalnya kamu akan menangkap sebuah objek (pasangan pengantin misalnya) di atas bukit, maka kamu bisa kombinasikan gerakan ‘maju’ dan ‘turun’ secara bersamaan, menghasilkan sebuah gerakan dinamis dan ‘sinematik’.
Mempertimbangkan Frame Rate
Sama seperti kamera lainnya, menggunakan frame rate 24 fps membuat gambarmu terasa lebih ‘sinematik’, tapi bagaimana dengan 60 hingga 120 fps? Menentukan pilihan dalam pengaturan fps pada drone yang kamu inginkan juga perlu kamu perhitungkan, agar mendapat kualitas seperti yang diinginkan. Jika kamu ingin memakai 60 atau bahkan 120 fps, maka kamu bisa menerapkan efek slow motion kemudian. Jadi, tentukan berapa fps yang kamu inginkan!
Merekam menggunakan gambar yang Flat
Pengaturan gambar juga merupakan faktir kunci dalam menciptakan gambar yang indah. Untuk memudahkanmu pada tahap paskaproduksi, kami merekomendasikanmu untuk mencari pengaturan gambar se-flat mungkin. Hal ini dapat mencegah bayangan yang terlalu gelap, dan sinar matahari yang washed out, menghasilkan kontras yang terlalu tinggi sehingga sulit dikoreksi.
Timing Yang Tepat
Di wilayah tropis seperti Indonesia, syuting pukul 12 siang saat matahari berada tepat di atas kepala kita adalah ide yang sangat buruk. Matahri yang keras menghasilkan bayangan hitam yang pekat dan detail-detail akan hilang dari gambarmu. Oleh karena itu, terbanglah di waktu yang tepat. Golden hour, alias pukul 7-9 pagi dan 3-5 sore, adalah waktu yang tepat untuk menciptakan gambar indah menggunakan drone.
Jangan Sepelekan Paskaproduksi
Gambar indah yang mentah akan tetap mentah tanpa proses koreksi warna. Oleh karena itu, jangan lupakan proses paskaproduksi setelah syuting. Hal yang bisa kamu lakukan adalah mengkoreksi distorsi, menggunakan efek Optics Compensation di Adobe After Effects. Selain itu, jangan lupa untuk memberi pewarnaan footage-mu menggunakan Lumetri di Adobe Premiere Pro atau perangkat lunak lain favoritmu.
Itu adalah beberapa tips yang bisa membantumu dalam menggunakan drone.
Komentar
Posting Komentar
Mari kita saling berdiskusi dikolom komentar